Tentang Buku Ahmad Wahib dan Gus Dur
oleh : LIES MARCOES, 0 Komentar
Sekitar tahun 1982-1983 Ismed minta mengedit catatan harian Ahmad Wahib. Dia mengerjakannya seperti seorang pertapa. Ia tinggal di daerah Sandratex di Pasar Jumat. Singkat kata, suntingan yang berasal dari “bengkalai catatan harian itu” selesai dan karena telah terikat kontrak dengan LP3ES, Ismed yang ketika itu freelance diminta untuk bertanggung jawab sampai buku itu terbit. Maka resmilah Ismed menjadi editor buku di penerbit LP3ES.
Suatu hari Gus Dur datang dan disodori naskah draft buku itu. Seharian ia membacanya sambil duduk di kursi rotan di bagian dalam ruang redaksi.
Menjelang sore ketika staf menjelang pulang Gus Dur baru merampungkan bacaannya. Lalu dia menghampiri Ismed, “Dahsyat ini Med, best seller nih, apa judulnya”?
APR
07
2017
Humanisme Religius ala Gus Dur (Menggali Semangat, Melakukan Pembaharuan)
oleh : DESIDERIO JULIO SUDIRMAN SMM, 0 Komentar
Agama mendapat tantangan yang serius dewasa ini. Tampaknya pergulatan manusia mengenai tujuan hidup yang dicari dalam nilai-nilai religiusitas dalam berbagai tradisi religius dirongrong. Ini terjadi karena seringkali agama dalam kenyataannya justru menjadi suluh yang membakar api perpisahan, pemecahan antara manusia. Tak jarang, agama menjadi alasan utama pertumpahan darah. Namun benarkah agama in se membawa serta pengaruh-pengaruh dekstruktif bagi kehidupan manusia?
Pertanyaan yang diajukan di atas tidak mudah untuk dijawab. Kita tidak hanya sekedar menjawab dalam kerangka afirmasi dan negasi. Lebih dari pada itu, perlu dicari pendasaran yang kuat dan meyakinkan apakah agama memang berwajah ganda, atau sebaliknya agama sejatinya hanya membawa kedamaian dalam hidup manusia. Bagi saya, pendasaran yang kuat dapat ditemui dalam sosok Gus Dur. Intisari dari perjuangannya menjadi jawaban yang amat gamblang untuk menguraikan betapa tradisi religius sejatinya membawa kedamaian bagi setiap pemeluknya.
MAR
26
2017
Gus Dur Dan Masalah Islam Telah Sempurna
MAR
20
2017
Gus Dur dan Kata Pengantar Buku "Mati Ketawa ala Rusia"
oleh : LIES MARCOES, 0 Komentar
Suatu hari, Gus Dur datang ke Grafitipress tempat Ismed Natsir, suami saya, bekerja sebagai editor. Dia tanya, "Med ada yang bisa saya bantu, ada perlu untuk pendaftaran anak sekolah". Suami saya menjawab" Ada Gus membuat pengantar untuk buku". Gus Dur pun bersetuju. Ia duduk membuka-buka dan membaca draft buku. Tak terlalu lama - hanya selintasan membaca. Lalu ia minta mesin tik, dan mulailah ia menulis, tanpa tip-ex tanpa ada satu pun kalimat yang dia perbaiki. Dalam waktu tak sampai satu dua jam, pengantar redaksi untuk buku pun selesai. Sembari dia mengetik, suami saya mengurus pembayaran. Selesai, ia pun pamit dengan mengantongi honor untuk biaya sekolah salah satu dari 4 anaknya yang akan masuk SMA... Sore hari menjelang pulang suami saya baru sempat membaca pengantar itu, dan ia terperangah....
MAR
11
2017
Gus Dur dan Masalah Hidup Berdampingan
MAR
07
2017
Kesaksian Prof. Quraish Shihab atas Sosok Gus Dur
oleh : PROF. DR. QURAISH SHIHAB, 0 Komentar
Dinasihatkan oleh Rasulullah SAW, kita berkumpul di suatu majlis yg oleh agama dinamai majelis dzikir. Tidak kurang dari 200 kali, kata-kata dzikir terulang di dalam Al-Quran. Objeknya bermacam-macam, salah satu di antaranya adalah berdzikir, merenung, mengingat, menyebut-nyebut tokoh-tokoh, lebih lebih yang memiliki jasa di dalam masyarakat.
Rasulullah SAW pun memerintahkan kita dengan sabdanya: Udzkuru mahasina mautakum.. (Renung renungkanlah, ingat-ingatlah, sebut-sebutlah jasa-jasa, kebaikan-kebaikan orang-orang mati kamu)
MAR
03
2017
Gus Dur dan Kewarganegaraan Kultural
FEB
18
2017
Gus Dur – Edward Soeryadjaya, Rahasia Membentuk NU-Summa
FEB
09
2017
Benarkah Gus Dur Keturunan Tan Kim Han?
JAN
31
2017
Om Siuman Om
oleh : GATOT ARIFIANTO, 0 Komentar
Pesan berantai dan media sosial masih menjadi sarana efektif membangun citra hingga opini publik dengan berbagai sudut pandangnya, satu contoh, dizalimi. Pesan berantai belakangan ini muncul di sejumlah linimassa hingga grup-grup Whatsapp ialah "Gerakan Siluman". Padanan kata tersebut sepertinya enak dibahas sembari ngopi dengan pertanyaan: baru siuman, om?
Pesan berantai dimaksud intinya menyebarkan isu, ada desain dibuat lembaga bentukan institusi negara agar masyarakat di berbagai daerah ramai-ramai sepakat, membubarkan organisasi identik dengan radikal, suka menghujat dan merasa paling benar sebagaimana performance pemimpinnya yang bisa disaksikan di youtube.
JAN
19
2017