Social Media

GUSDURian Brebes Gelar Nobar dan Diskusi, Bahas Sikap Toleran hingga Cita-Cita Demokrasi Gus Dur

Dalam rangka memeringati Harlah (hari lahir) Gus Dur serta HUT Kemerdekaan RI, Komunitas GUSDURian Brebes mengadakan nobar (nonton bareng) dan diskusi lintas agama yang bertepatan dengan agenda rutinan komunitas, yaitu Forum 17-an.

Kegiatan yang bertempat di Gereja Kristen Jawa ini dihadiri oleh 25 peserta lintas agama, di antaranya dari Orang Muda Katolik (OMK) Brebes, perwakilan umat Buddha, Pemuda Gereja Jawa, dan jemaat Ahmadiyah. Acara ini berlangsung dari pukul 18.30-10.00 WIB pada Kamis malam (17/08).

Acara dibuka dengan menyanyikan lagu kebangsaan, pembacaan puisi, kemudian dilanjut menonton film dokumenter Di Bawah Bendera Demokrasi beserta pemaparan tokoh dan pemuka agama, dan diskusi interaktif bersama para peserta diskusi.

Film ini menceritakan proses sedari kecil Gus Dur yang suka membaca hingga pergaulan di kalangan intelek Timur Tengah ketika berkuliah di Belanda, sampai sepak terjang Gus Dur di kancah politik. Proses ini diceritakan oleh berbagai tokoh yang bersinggungan langsung dengan Gus Dur. Di antaranya adalah Yenny Wahid (putri Gus Dur), mendiang Sholahudin Wahid (adik Gus Dur), M. Dawam Rahardjo (Mantan Direktur LP3ES), Muhammad Hikam (Pemelihara Pemikiran Gus Dur), dan Mudji Sutrisno (teolog Katolik sekaligus sahabat Gus Dur). Semuanya terangkum dalam film berdurasi 40 menit produksi Metro films tersebut.

Turut hadir dalam acara ini Rm. Vikalis Rendi Aktor, P.R (Katolik), Pdt. Agus Yusak. S.TH., M.Min (GKJ Brebes), Maulana Karimun Ahmad (Jamaah Ahmadiyah Indonesia), dan Rm. Yanto Aggadammo (Tokoh Buddha) sebagai pemantik diskusi, usai menyaksikan film “Wajah Demokrasi Indonesia”. Masing-masing tokoh memaparkan dan menceritakan sosok Gus Dur dengan semangat demokrasi dan religius-humanis yang tak terpisahkan.

Namun Rm. Vikalis berhalangan datang karena suatu hal yang tidak bisa ditinggalkan, sehingga hanya ada tiga pemantik yang hadir. Meski demikian diskusi berjalan seru dan hangat.

Pada sesi diskusi Pendeta Agus mengatakan bahwa sosok Gus Dur dalam makna filosofis tak lagi berpakaian agama dalam berbuat baik, namun berdasarkan imanen (tidak memperkarakan agama untuk melakukan amalan sebagai manusia yg beragama).

“Gus Dur bukan lagi berpakaian agama ketika berbuat baik kepada sesama, namun sudah mengamalkan imamen. Mari kita perjuangkan nilai yang sudah diteladankan Gus Dur,” terang Romo Agus.

Dalam momen perayaan HUT RI ini, Romo Agus juga menyinggung bahwa Gus Dur lah sosok merdeka sesungguhnya yang memperjuangkan hal-hal yang di luar dirinya.

Pemantik kedua berasal dari jemaat Ahmadiyah, yang bercerita tentang sosok Gus Dur yang dapat membuat hati hangat karena nilai-nilai toleransi yang ditumbuhkan Gus Dur hingga saat ini tidak lekang oleh waktu, bahkan setelah ketiadaannya.

“Gus Dur sangat berjasa bagi kami. Gus Dur menumbuhkan benih-benih perdamaian dan rasa toleransi di antara para mayoritas dan minoritas. Memberikan kesadaran mengenai tindakan intoleran dan menjadi pantikan kesadaran bagi yang lain, bahkan setelah beliau tiada,” ungkap Maulana.

Pemantik ketiga, Rm. Yanto memberikan closing statement mengenai tahun politik 2023 ini akan marak kepentingan politik segelintir kelompok, sehingga harus bijak dan jangan mudah terpancing. Ia juga menegaskan pentingnya persatuan lintas iman agar tercipta demokrasi ala Gus Dur.

“Kita sudah dikasih kesempatan (berdemokrasi), kita tidak boleh main percaya saja, nanti yang rugi semuanya. Kita harus memegang teguh integritas bersama, jangan mudah terpancing. Kita harus mengandalkan kekuatan lintas iman untuk mewujudkan gaya demokrasi Gus Dur.”

Kegiatan diakhiri dengan doa lintas agama oleh masing-masing pemantik diskusi yang merupakan pemuka agama Kristen, Buddha, dan Islam.

Forum 17-an GUSDURian adalah acara rutinan yang selalu dilaksanakan setiap tanggal 17 setiap bulannya. Acara ini merupakan bagian dari Gerakan 17-an yang diselenggarakan oleh komunitas GUSDURian di seluruh Indonesia. Komunitas GUSDURian Brebes berkomitmen untuk tetap menjalin hubungan harmonis dengan tokoh agama dan kepercayaan di sekitar Brebes melalui dilaksanakannya kegiatan rutin seperti Forum 17-an ini.

Penggerak Komunitas GUSDURian Semarang, Jawa Tengah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *