Social Media

GUSDURian Semarang Gandeng Jaringan Lintas Iman Jawa Tengah Adakan Sahur Bersama Sinta Nuriyah Wahid

Acara “Sahur Bersama Ibu Sinta Nuriyah Wahid” lancar digelar di Gereja Katolik Santo Ignatius Loyola, Banjardowo, Semarang, Sabtu 2 April 2023. Kegiatan ini mengambil tema “Dengan Berpuasa, Kita Tempakan Kembali Ketakwaan, Kemanusiaan, Moral, dan Persatuan ke dalam Jiwa Anak Bangsa”.

Kegiatan ini terselenggara berkat kerja sama antara Komunitas GUSDURian Semarang, Komisi Keadilan Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan (Kevikepan Semarang), Persaudaraan Lintas Iman (Pelita), Gema FKUB JATENG, Majalah Inspirasi, Kevikepan Semarang, Paroki Ignatius Loyola Banjardowo, dan Yayasan Puan Amal Hayati.

Agenda buka puasa dan sahur bersama memang bukan yang pertama kali dilakukan oleh Nyai Sinta, sapaan akrab istri KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tersebut, sebelumnya sudah pernah diselenggarakan juga acara buka puasa dan sahur bersama di tiap-tiap kota sejak zaman Gus Dur.

Untuk tahun ini, agenda rutin Nyai Sinta Nuriyah Wahid tersebut akan dilakukan dengan rute Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, dan kembali lagi menuju Jakarta.

Dalam tausiahnya, Nyai Sinta menceritakan agenda sahur bersama sudah ada sejak lama bersama mendiang Gus Dur, dan baru tahun ini dilaksanakan kembali secara umum setelah sempat vakum selama tiga tahun. Tujuannya untuk merajut kebersamaan di tengah-tengah banyak perbedaan. Acara sahur omo dibuka dengan doa yang dipimpin oleh Nyai Sinta sendiri.

“23 tahun ketika saya mendampingi Gus Dur dan setelah 3 tahun vakum, saya hadir di tengah-tengah masyarakat untuk kembali menyapa di acara sahur bersama,” ungkap Nyai Sinta.

Perempuan kelahiran Jombang tersebut juga menambahkan pentingnya menjaga apa yang sudah diperjuangkan Gus Dur. Dirinya mengajak semua peserta yang hadir untuk menjaga persatuan di antara banyak perbedaan.

“Saya mengajak semua yang ada di sini, terutama yang mengenal Gus Dur, anak-anak GUSDURian. Tentu kalian sangat setuju dengan apa yang dilakukan Gus Dur, menghargai apa yang diperjuangkan Gus Dur tentang artinya perbedaan,” cerita Nyai Sinta usai makan sahur berlangsung.

Meski dengan kondisi yang tak lagi muda dan menggunakan kursi roda, Nyai Sinta tetap bersemangat saat menyampaikan petuah yang menyejukkan.

Sementara itu, dari salah seorang panitia penyelenggara sahur bersama, Setyawan Budy menuturkan bahwa agenda sahur ini sudah dilakukan sejak zaman Gus Dur oleh lembaga dan jaringan lintas iman di Jawa Tengah. Kegiatan ini juga sudah berulang kali diselenggarakan di Kota Semarang, meski sempat vakum saat dua tahun pandemi dan dibatasi pelaksanaannya pada 2022 tahun lalu.

“Agenda buka dan sahur bersama sudah lama diselenggarakan di Kota Semarang, dengan melibatkan berbagai lembaga dan jaringan lintas iman. Tapi tahun 2022 sempat dibatasi dan vakum selama Covid,” tutur pria yang biasa disapa Wawan ini.

Wawan mengatakan kegiatan ini sangat positif dan menginspirasi karena dapat merekatkan perbedaan di antara anggota lintas iman di Jawa Tengah. “Iya, sangat positif dan inspiratif, membuat perbedaan di sini (Jawa Tengah) menjadi makin rekat,” ungkap Wawan

Dalam acara ini, hadir pula penampilan Keroncong Irama Surgawi dan Rebana Ponpes Raudhotus Sholihin yang berlangsung lancar dan khidmat di Gereja Katolik Santo Ignatius Loyola, Banjardowo, Semarang.

Penggerak Komunitas GUSDURian Semarang, Jawa Tengah.